CIAMIS,FOKUSJabar.com: Menyikapi rencana pebangunan Rumah Leluhur di Situs Budayawan Kawali, Galuh Ciamis, Dadan Qimos mengatakan, di Bali ada sebagian masyarakatnya yang merasa bahwa mereka keturunam Sunda.
“Raden Wijaya yang mendirikan kerajaan di Bali itu orang sunda, jika merujuk kesana sangat wajar jika masyarakat Bali yang merasa keturunan Majapahit ingin mendirikan rumah leluhur di sini,” ungkapnya ketika ditemui di Situs Budaya Astana Gede, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Selasa (30/1/2018).
Dadang yang akrab disapa Dangqi menjelaskan, Astna Gede bisa dikatakan menyimpan berbagai peninggalan kerajaan sunda, maka dari itu, bisa dibayangkan jika Rumah Leluhur dibangun, potensi perekonomian masyarakat akan terbantu.
“Seperti Gusdur yg mengatakan keturunan Bali, efek dominonya seperti itu, sehingga bisa meningkatkan PAD dari sektor pariwisata. Apapun kendalanya harus didorong. Pembangunan itu, karna akan berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat Ciamis,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Destinasi Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia menjelaskan, apabila melihat pada aspek parawisata terkait pembangunan Rumah Leluhur di Astana Gede, hal itu merupakan peluang untuk meraup PAD dan mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar.
Belajar dari pengalaman Situ Lengkong Panjalu atau setelah kedatangan mantan Presiden Abdurahman Wahid atau Gusdur, ke Panjalu, beberapa tahun silam, sudah membawa dampak positif, yakni banyak umat muslim dari Jawa Timur berziarah ke makam Borosngora di Situ Panjalu.
“Waktu itu Gusdur bilang bahwa Borosngora adalah ulama tertua di Nusantara. Dari situlah terus berdatangan masyarakat muslim Jawa Timur untuk berziarah ke makam Borosngora di Situ Panjalu. Dari hitungan kami, dalam setiap tahunnya hampir sekitar 300 ribu masyarakat dari Jawa Timur datang ke Panjalu,” ujarnya.
(Riza M Irfansyah/Vetra)