spot_img
Minggu 1 Oktober 2023
spot_img
More

    Fenomena Gerhana Bulan 31 Januari, Ini Kata Astronom ITB

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Astronom Senior ITB Dr. Moedji Raharto mengatakan bahwa Rabu 31 Januari sekitar pukul 18. 00 WIB atau saat Maghrib bulan sudah terbit dalam keadaan gerhana.

    “Puncaknya itu sekitar pukul 20. 30 WIB lebih. Posisi bulannya itu berjarak 200 kilometer lebih dekat dengan bumi kita. Orang menyebutnya dengan Super moon,” kata Moedji di Bandung, Selasa (30/1/2018).

    Menurut dia, fenomena seperti ini bisa terjadi 150 tahun sekali bahkan lebih dari 150 tahun. Ini merupakan fenomen gabungan.

    ” Kalau gerhana saja setiap tahun bisa terjadi 4 kali, yakni matahari dan bulan. Paling banyak 7 kali, bisa 4 kali bulan dan 3 matahari atau sebaliknya,” jelas dia.

    Bahkan menurut dia bisa juga dalam tujuh kali itu lima gerhana bulan dan dua gerhana matahari.

    Jika ditambah lagi dengan gerhana Blue moon bisa terjadi ratusan tahun sekali. Kemudian Super moon periodenya 122 tahun.

    ” Karena 31 Januari ini terjadi sore hari, maka anak-anak bisa menyaksikan,” kata dia.

    Adapun efek yang akan ditimbulkan dari fenomena gerhana ini, kata dia, yakni pasang surut air laut, apalagi saat musim angin di bumi, maka air laut bisa tinggi karena tertiup angin.

    ” Nelayan jauh lebih tahu kondisi air, maka mereka pun akan memperhitungkan saat melaut. Yangbjelas harga ikan akan lebih mahal karena nelayan tidak melaut,” kata dia berseloroh.

    Untuk diketahui, fenomena gerhana bulan pada 31 Januari 2018 dalam satu waktu ini, yakni Super moon, blue moon dan blood moon.

    Moedji mengatakan bahwa fenomena serupa di Indonesia terjadi pada 3q Maret 1866 atau sekitar 152 tahun silam.

    “Kalau langit terang, fenomena ini bisa dilihat dengan mata telanjang. Tidak berbahaya untuk mata kita,” jelas dia.

    Kaitannya dengan blue moon, kata dia hanya istilah jika terdapat dua kali purnama dalam satu bulan yang sama.

    Pada bulan Januari ini, bulan purnama telah terjadi pada tanggal dua kemarin dan hal ini terjadi karena adanya perbedaan jumlah 12 periode bulan dengan periode revolusi Bumi.

    Sedangkan blood moon adalah saat bulan berwarna merah kecoklatan pada gerhana bulan. Ini karena cahaya pada panjang gelombang merah yang berhasil menuju bulan setelah melewati atmosfer bumi.

    “Warnanya itu bergantung berapa banyak debu dan gas di atmosfer bumi,” terang dia.

    (LIN)

    spot_img

    Berita Terbaru

    spot_img