BANDUNG, FOKUSJabar.id : Menjadikan Pencak Silat diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage/ICH) oleh UNESCO pada tahun 2019, menjadi fokus utama kepengurusan Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi) masa bakti 2018-2022.
Ketua Umum Maspi, Edwin Senjaya menuturkan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk memperjuangkan agar pencak silat ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia di tahun 2019. Pihaknya pun sudah menyerahkan berbagai persyaratan dan upaya menuju hal tersebut, salah satunya dengan tampil di markas besar Unesco di Paris, Prancis, pada tahun 2017 lalu.
“Jadi target utama kepengurusan Maspi periode empat tahun mendatang ini, bagaimana agar pencak silat ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia di tahun 2019. Itu misi besar yang terus kami kawal, selain konsolidasi serta restrukturisasi organisasi,” ujar Edwin kepada FOKUSJabar, Senin (29/1/2018).
Selain berbagai upaya yang sudah dilakukan sejak dua tahun silam, lanjutnya, pihaknya telah menyusun berbagai program sebagai penguatan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Pasalnya, beberapa negara di Asia Tenggara pada khususnya, melakukan berbagai upaya untuk mengklaim jika Pencak Silat merupakan warisan budaya negara mereka. Salah satunya Malaysia.
“Secara de facto, Pencak Silat memang lahir di Indonesia. Tapi kami (Maspi) tidak bisa bekerja sendiri, butuh dukungan dari berbagai stakeholder pencak silat mulai dari IPSI, PPSI, paguron pencak silat, hingga masyarakat pencak silat lain serta pemerintah dan institusi lain. Dan yang terpenting, bagaimana masyarakat Indonesia sendiri memiliki rasa kebanggaan dan memiliki terhadap pencak silat sebagai warisan budaya leluhur. Maspi pun akan berupaya agar pencak silat menjadi jalan perjuangan menjaga keutuhan NKRI sekaligus jalan dakwah dan syiar,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar mengaku mendorong penuh langkah Maspi agar pencak silat bisa diakui sebagai warisan budaya UNESCO. Sebagai warisan budaya leluhur Indonesia, khususnya di Jabar, pencak silat telah menjadi salah satu medium dalam pembentukan karakter generasi bangsa.
“Ini harus terus diperjuangkan, sebagaimana kita juga keukeuh saat memperjuangkan Geopark Ciletuh yang akhirnya ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Kalau Ciletuh saja bisa, kenapa ini tidak bisa. Ini kan jelas ada dokumen dan bukti yang menyatakan kalau Pencak Silat berasal dari Indonesia dan sudah selayaknya ditetapkan sebagai Intangible Cultural World Heritage oleh Unesco di tahun 2019,” ujar wagub Jabar yang akrab disapa Demiz.
(Ageng/Vetra)