CIREBON. FOKUSJabar.id: Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meresmikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/1/18). Ada dua wilayah kerja yang menjadi target pengentasan kekumuhan di Kecamatan Ciledug, yaitu di Desa Jatiseeng dan Kelurahan Sumber.
Kotaku merupakan program pemerintah untuk mengentaskan kekumuhan lingkungan. Pemprov Jabar menargetkan kawasan kumuh akan hilang pada 2019. Program tersebut merupakan gerakan 100-0-100 persen pertama kota tanpa kumuh bisa mengakses air bersih; Angka 0, yaitu bagaimana mengurangi kawasan kumuh hingga 0 persen, dan 100 persen kedua, kotaku mampu menciptakan sanitasi yang baik.
“Kami berharap, melalui program 100-0-100 ini akan tercipta masyarakat yang sehat, dan tercipta generasi yang baik. Masyarakat bisa beraktivitas apapun,” jelas Deddy saat meresmikan Kotaku Kabupaten Cirebon.
Wagub pun menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa sendiri mengatasi masalah kemiskinan dan kekumuhan. Artinya perlu kerjasama semua pihak untuk mewujudkan kota bebas kumuh.
“Saya meminta semua komponen masyarakat untuk bahu-membahu menghilangkan masalah kekumuhan di sekitar kita baik di kota maupun di desa,” kata dia.
Berikut sejumlah permasalahan kawasan kumuh di Kabupaten Cirebon:
1. 99 persen bangunan hunian tidak memiliki keteraturan;
2. 99 persen bangunan hunian memiliki atap, lantai, dinding tidak sesuai persyaratan teknis;
3. 99 persen kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai;
4. 99 persen kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk;
5. 89 persen masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan air minimal 60 liter/detik/orang;
6. 89 persen bangunan hunian permukiman tidak memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tanki septic;
7. 90 persen sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu; dan
8. 70 persen kawasan permukiman tidak memiliki ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran.
Untuk mendukung terwujudnya tujuan program Kotaku tersebut, di tingkat kelurahan atau desa telah dibentuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Bahkan sejak 2007-2017 di Kabupaten Cirebon telah terbentuk 195 BKM dengan jumlah relawan mencapai 2.535 orang.
Sementara itu, pada 2015-2017 infrastruktur terbangun di Kabupaten Cirebon meliputi jalan lingkungan sepanjang 20.260 meter, drainase sepanjang 9.752 meter, bangunan rumah sebanyak 184 unit, 4 unit TPS, 16 unit MCK, 8.821 meter Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), serta 13 unit Hidran.
Desa Jatiseeng ini merupakan salah satu desa yang tersentuh oleh program Kotaku. Hal ini karena kawasan kumuh di desa tersebut pada awalnya seluas 14,25 hektar.
Pendanaan program Kotaku di Desa Jatiseeng bersumber dari program kolaborasi tahap 1 (2015) sebesar Rp182,9 juta, program kolaborasi tahap 2 (2016) sebesar Rp128,8 juta, dan program PLPBK 2017 sebesar Rp576,8, sehingga selama 3 tahun terakhir Desa Jatiseeng telah menerima bantuan sebesar Rp888,6 juta.
Deddy pun berterimakasih dan mengapresiasi langkah BKM Jatiseeng berserta enam KSM, yaitu: KSM Asir Jaya, KSM Adil, KSM Sejahtera, KSM Swadaya, KSM Lagondi, dan KSM Makmur yang telah berhasil merealisasikan pembangunan infrastruktur permukiman di Desa Jatiseeng.
Pembangunan infrastruktur permukiman tersebut, meliputi:
1. SPAL sepanjang 163 meter dengan 70 KK penerima manfaat oleh KSM Asir Jaya;
2. SPAL sepanjang 203 meter dengan 86 KK penerima manfaat oleh KSM Adil;
3. SPAL sepanjang 744 meter dengan 212 KK penerima manfaat oleh KSM Lagondi;
4. Jalan Rabat Beton sepanjang 281 meter dengan 86 KK penerima manfaat, oleh KSM Sejahtera;
5. Jalan Rabat Beton sepanjang 311 meter dengan 117 KK penerima manfaat oleh KSM Makmur;
6. Drainase sepanjang 260 meter dengan 27 KK penerima manfaat oleh KSM Swadaya;
7. Jalan Rabat Beton sepanjang 410 meter dengan 119 KK penerima manfaat oleh KSM Asir Jaya; dan
8. Jalan Rabat Beton sepanjang 447 meter dengan 103 KK penerima manfaat oleh KSM Lagondi.
(DAR)