BANDUNG, Fokusjabar.id: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung akan membangun Jaringan Distribusi Utama (JDU) untuk mengalirkan air minum dari arah selatan ke utara.
Pembangunan JDU itu sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara Pemkot Bandung, Pemkab Bandung dan Pemprov Jabar melalui MoU (nota kesepahaman) yang ditandatangani Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Dada Rosada dan Bupati Bandung Obar Sobarna.
“Dalam MoU tersebut tercantum hak dan kewajiban masing-masing. Pemprov Jabar melalui PT Tirta Gemah Ripah membangun intalasi pengolahan air minum sementara kota dan kabupaten membangun jaringan distribusi untuk mengalirkan air yang sudah diproduksi,” kata Direktur Utama PDAM Tirtawening Sonny Salimi di kantor PDAM Tirtawening Kota Bandung, Jalan Badak Singa Kota Bandung, Rabu (10/1/2018).
Saat ini, kapasitas produksi instalasi pengolahan air minum yang dibangun PT Tirta Gemah Ripah mencapai 350 liter per detik. Jumlah itu dibagi ke dua daerah yakni Kabupaten Bandung sebanyak 150 liter per detik dan Kota Bandung sebanyak 200 liter per detik.
“Air curah yang kita beli dari PT Tirta Gemah Ripah sebanyak 200 liter per detik itu, kita alirkan ke blok Tegallega yakni sekitar wilayah Mohammad Toha, Cibaduyut, Mekarwangi, dan sekitarnya yang mencakup lima kecamatan. Kapasitas 200 liter per detik itu, jika dikalkulasikan bisa melayani sekitar 16 ribu sampai 18 ribu pelanggan baru di wilayah tersebut,” terangnya.
Saat ini, di wilayah tersebut sudah ada sekitar 5 ribu sampai 6 ribu pelanggan. Namun dari sisi durasi dan ketersediaan tidak terlalu baik. Tapi dengan tambahan 200 liter per detik, durasi dan ketersediaan air pun dipastikan akan lebih baik.
“Jadi untuk wilayah tersebut, kita targetkan bisa mencapai 20 ribu pelanggan dan pembangunan JDU ini untuk meningkatkan pelayanan serta solusi perbaikan pelayanan air minum,” tambahnya.
Pembangunan JDU, kata Sonny, akan dimulai pekan depan dan diharapkan bisa selesai di bulan Mei 2018. Pembangunan ini menggunakan dua metode yakni pengeboran serta metode opencut di beberapa wilayah yang relatif padat arus lalu lintasnya.
“Biaya yang digunakan untuk pembangunan JDU ini berasal dari dana penyertaan modal Pemkot Bandung dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp27 milyar,” tutur dia.
Panjang JDU rencananya mencapai 9 kilometer dan hanya 900 meter yang menggunakan metode opencut. Untuk pipa yang ditanam memiliki diameter antara 600 inch sampai 400 inch atau disesuaikan dengan pelanggan yang akan dilayani.
Untuk titik sambung akan berada di daerah perbatasan Kabupaten Bandung dan Kota Bandung atau di sekitar pintu tol M Toha dan bergerak ke arah utara menuju Jalan Soekarno Hatta serta disesuaikan dengan arah pelayanan.
(Ageng/LIN)