STP adalah kawasan sains dan teknologi, atau wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyebut bahwa rancangan STP Jabar disiapkan oleh Tim Science and Technology Park Jabar berdasarkan surat perintah Gubernur Jawa Barat No. 050.05/2551/BP2D.
Adapun fungsi STP, kata Aher di antaranya menyediakan wahana untuk kolaborasi R&D berkelanjutan antar universitaa, lemlitbang dan industri.
Selain itu, wahana ini pun akan berfungsi memfasilitasi penumbuhan perusahaa berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off.
“Di Wahana ini pun disediakan layanan bernilai tambah lainnya melalui ruang dan fasilitas berkualitas tinggi,” kata Aher di lokasi pengembangan STP, Cirebon, beberapa waktu lalu.
Ke depan, kata Aher, akan dibangun sejumlah STP Wilayah di seluruh Jabar, di antaranya STP Jabar Wilayah Bodebekkapur Raya, Bandung Raya, Cirebon Raya, Palabuanratu Raya, Rancabuaya Raya dan Pangandaran Raya.
Untuk diketahui, dari lahan 30 hektar yang direncakan, STP Cirebon baru memiliki lahan sekitar 19 hektar.
Sebanyak 18 hektar berada di Kelurahan Kalijaga dan 1 hektar di Keluraha Argasunya, Kecamata Harjamukti, Kota Cirebon.
“Artinya untuk mencapai target 30 hektar, harus membebaskan lahan. Sekarang ada sekitar 11 hektar di tengah-di tengah lahan itu milik masyarakat, dan 19 hektarnya sudah dibebaskan,” ungkap dia.
Meski proyek tersebut masih perlu dikaji lebih dalam, namun Aher menginginkan agar pembangunan STP bisa dimulai tahun 2018.
“Tapi tentu harus didesain dan direkayasa terlebih dahulu dan disepakati oleh para pakar,” kata dia.
Lebih lanjut Aher menjelaskan, di kawasa STP pun nantinya akan dikembangkan suatu ilmu pengetahuan industri. Artinya, berbagai jenis pembangunan fisik aka mengikuti bidang pengetahuan industri apa saja yang akan dibangun.
“Ketika pengembangannya Nano teknologi maka gedungnya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan Nano teeknologi. Begitupun jika yang dikembangkan adalah laoratorium robot atau laboratorium mangga gedong gincu, ikan sidat dan ikan Nila itu agrobisnisnya termasuk laboratoumnya, maka pembangunan gedungnya pun harus disesuaikan,” jelas dia.
(LIN)